Teknologi Penggemukan Sapi dan Pengolahan Limbah



Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan kawasan tropis agraris yang sangat ideal untuk pengembangan agribisnis sapi karena didukung oleh beberapa factor yang menguntungkan, antara lain : 
  1. Dukungan Suberdaya Alam : agro-ekosistem didominasi oleh lahan pertanian tanaman pangan dan perkebunan yang menghijau sepanjang tahun. Potensi limbah tanaman pangan (jerami padi, jerami jagung, jerami kacang – kacangan, pucuk tebu, dll.) dan limbah industri pengolahan biji – bijian (dedak padi, dedak jagung, dedak gandum, bungkil kelapa, bungkil jagung, bungkil kacang, bungkil kelapa sawit, ambas kecap, ampas bir, ampas tahu, dll.) sangat melimpah dan belum dimanfaatkan sepenuhnya. 
  2. Dukungan sumberdaya ternak : potensi sapi lokal yang sangat adaptif terhadap agroklimak setempat masih dipelihara secara tradisional. Sapi potong unggul (import) untuk memparbaiki mutu genetic sapi lokal perlu dukungan teknologi yang memadai. 
  3. Dukungan Sumberdaya Manusia : ternak sapi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari system usaha tani yang berkait erat dengan kehidupan petani. Hubungan seperti ini tidak lepas dari tujuan petani memelihara sapi yaitu sebagai tabungan, sebagai tenaga pengolah lahan, sebagai sumber penghasilan untuk kebutuhan sehari – hari, untuk biaya punya hajat / upacara adat sebagai sumberpenghasilan 4 – 6 bulanan (penggemukan) serta alasan – alasan lainnya. 
  4.  Dukungan Ketersediaan Teknologi: teknologi untuk mendukung pengembangan agribisnis sapi cukup tersedia, baik untuk pembibitan maupun penggemukan, baik berupa paket teknologi maupun komponen teknologi. 
  5. Permintaan Pasar: pasar untuk sapi sangat baik, permintaan dari dalam maupun dari luar negeri terus meningkat. Pemotongan ternak yang tercatat selama sepuluh tahun terakhir menunjukkan peningkatan tajam. 
  6. Peternakan Rakyat: sifat dari pemeliharaan ternak sapi di Indonesia pada umumnya adalah peternakan rakyat yang bersifat sebagai usaha sambilan. Penerapan teknologi penggemukan tepat guna akan meningkatkan hasil dan pendapatan peternak rakyat ekonomi lemah. 
  7. Menuju Kemandirian Energi dan Pupuk Organik : kotoran sapi (tinja dan air kencing belum dimanfaatkan sepenuhnya. Tinja dapat diolah menjadi gas bio (gas methan) untuk bahan bakar utama di pedesaan. Tinja dan air kencing dapat diolah menjadi pupuk organic ramah lingkungan. Hal ini dapat mengatasi kecenderungan kelangkaan energy dan pupuk serta kerusakan lingkungan di masa – masa mendatang
( Disampaikan Oleh : Djarot Harsoyo pada Pelatihan "Mengubah Kotoran Menjadi Emas ") 

Posting Komentar untuk "Teknologi Penggemukan Sapi dan Pengolahan Limbah"